Selasa, 28 Juni 2016

ULASAN SENSOR TV INDONESIA

Ada apa yah dengan siaran TV Indonesia terakhir ini? Kenapa semua tayangan full dengan sensor, apakah sedang ada pembodohan masal di Indonesia? (*mohon maaf untuk kata-kata keras saya ini.)
Dalam hal ini sungguh konyol dengan apa yang di lakukan oleh lembaga sensor Indonesia, dan sepertinya bukan hanya saya yang tidak setuju dengan sensor yang dilakukan oleh lembaga sensor ini.

Beberapa tayangan yang saya tonton, terlebih di TransTV atau Global TV, bukankah box office itu memang film action yang di tayangkan, jadi apalah artinya bila semua adegan action yang mereka lakukan di-cut ?  Apa yang mau di tonton saat memank itulah adegan yang ditunggu-tunggu?
Bila alasannya adalah karena anak jaman sekarang banyak yang melakukan kekerasan dsb, maka mohon untuk masing-masing orang tua yang lebih kompeten dalam mendidik anak, terutama juga dari pihak sekolah, terapkan pelajaran moral untuk lebih didalami, saya mohon dengan sangat.

Entah apa memang dewasa ini semua anak-anak dapat mengakses hal-hal yang berbau dewasa dari website atau bagaimana, tetapi menurut saya itu salah satu kelalaian orang tua masing-masing.
Bukankan jaman dahulu 1980-2010 lebih nyaman? Tidak ada berita anak yang melakukan kekerasan, kenapa? karna tayangan TV belum terlalu diperhatikan, dan memang ada jam-jam khusus dimana tayangan anak di siarkan, selebihnya di malam hari tayangan yang sedikit berat.

Bukan lantas lembaga sensor pun mensensor tayangan yang semestinya tidak perlu, seperti pisau, rokok, belahan baju yang 'sedikit' terbuka? Coba kita logika, semakin banyak sensor atau gambar blur pada tayangan tersebut dan di tonton oleh anak di bawah umur, bukankah akan semakin memunculkan rasa penasaran mereka ada apa dengan tangan atau benda yang di blur?
Saya rasa akan lebih bijak bila orang rumah yang melarang anaknya untuk ikut menonton siaran yang dianggap tidak pantas dari pada mensensor gambar siaran atau membuat warna hitam-putih saat ada darah, betul-betul tidak masuk diakal apa yang dilakukan lembaga sensor Indonesia.

Ini cukup menggecewakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar